Kamis, 22 Mei 2014

Komposisis Karawitan "Kluthekhan"


Komposisi karawitan

KLUTHEKAN
                                                    
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada tanggal 11 April 2014 yang dimulai pukul 19.30 WIB – selesai yaitu tentang seni karawitan tradisional khususnya Jawa Tengah. Pada tanggal 16 April 2014 yang dimulai pukul 19.30 WIB – selesai yaitu tentang seni karawitan kontenporer yang sudah dikombinasikan dengan alat-alat dan kreasi yang baru. Tema yang menarik perhatian saya untuk di amati yaitu “Kluthekan”. Kluthekan merupakan ide yang diciptakan oleh salah satu mahasiswa ISI ( Institut Seni Indonesia ) Surakarta yang terinspirasi dari keramaian yang ada pada saat di warung atau tempat makan. Keadaan yang ditimbulkan oleh penjual makanan pada saat memasak dan melayani pembeli, serta pembeli yang sangat banyak dan berbagai macam kebutuhannya. Bunyi dari barang-barang rumah tangga yang digunakan oleh penjual makanan, misalnya gelas, pirirng, kompor dan penggorengan yang dapat menimbulkan bunyi yang menarik.
Keramaian yang ditimbulkan oleh alat-a;at rumah tangga dan interaksi antara penjual dan pembeli juga menimbulkan bunyi yang menarik. Berdasarkan keramaian antara penjual dan pembeli pada warung makan tersebut, penulis terinspirasi untuk mendapatkan komposisi musik yang sangat indah. Kegiatan yang ditimbulkan oleh penjual yang sedang mempersiapkan makanan dan melayani pembeli serta interaksi yang ditimbulkan antara penjual dan pembeli. Tanpa disadari kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang alami yang terjadi yang bisa di jadikan inspirasi untuk di komposisiskan dengan menarik dalam satu kesatuan yang akan dipertunjukkan di panggung. Bunyi yang ditimbulkan dari alat-alat rumah tangga yang di komposisikan dengan teratur dan tepat dapat menimbulkan karya seni musik karawitan kontenporer yang menarik.
Alat-alat yang digunakan dalam komposisi kluthekan yaitu kompor, ceret, gelas, sendok, piring, penggorengan, botol, meja, dan barang-barang yang di gunakan pembeli. Kompor yang menyala dengan ceret yang sudah mendidih, dengan ceret yang bisa mengeluarkan bunyi pada saat sudah mendidih menjadi awal pembukaan komposisi kluthekan. Gelas-gelas yang diberi air dan di aduk secara bersamaan, sehingga menimbulkan bunyi yang unik. Pada saat menuangkan air ke dalam gelas juga terdengar bunyi yang nyarinng dan pada saat itu keadaanya masih tenang, sehingga bunyi yang terdengar sangat nyaring. Kompor yang menyala dengan penggorengan yang diberi minyak, pada saat minyak sudah panas dan dimasukkan tempe, sehingga menimbulkan bunyi yang nyaring dan bunyi yang di timbulkan saat pemain mengetukkan pengaduk ke penggorengan. Pedagang yang meletakkan pirirng ke meja dengan agak keras sehingga terdengar bunyi yang keras. Botol-botol yang disusun dan dapat ditiup secara bergantian dan menghasilkan bunyi yang nyaring dan indah.
 Komposisi kluthekan juga menggunakan drama yang dipertunjukan dengan diperpadukan bunyi alat-alat rumah tangga yang akan disajikan dengan komposisi yang tertata rapi. Drama dilakukan pada saat berlangsungnya kegitan yang ada di warung makan, dengan konsep tata panggung yang di desaint sedemikan rupa sesuai dengan keadaan di warung. Mulai dari penjual yang sedang mempersiapkan makanan dan saat penjual melayani pembelinya. Serta pembeli yang banyak dan memiliki kesibukan sendiri. Alat-alat rumah tangga yang bisa menimbulkan bunyi yang berbeda-beda dan disatukan dengan suara oleh pemain drama yang ditengah pertunjukannya menampilkan nyanyian yang bersinergi dengan bunyi dari alat-alat rumah tangga yang indah. Dengan kesatuan dari kegiatan tersebut menimbulkan suatu karya seni musik yang unik dan menarik.
Kelebihan dari komposisi kluthekan yang di tampilkan oleh penyaji di ISI (Institut Seni Indonesia)  Surakarta, yaitu :
1.      Karya seni yang di inspirasikan dari kegiatan yang sederhana, setiap hari dapat di jumpai di masyarakat akan mempermudah diterima oleh masyarakat.
2.      Bunyi yang ditimbulkan oleh masing-masing alat rumah tangga yaitu kompor, ceret, gelas, sendok, piring, penggorengan, botol, meja, dan barang-barang yang di gunakan pembeli memiliki bunyi yang berbeda-beda namun dikombinasikan sehingga terdengar menarik.
3.      Dengan adanya drama yang dikombinasikan dengan bunyi-bunyi yang ditimbulkan alat-alat rumah tangga sangat bersinergi, sehingga membuat pertunjukan yang di tampilkan penyaji semakin menarik.
4.      Bunyi yang ditimbulkan oleh botol-botol bekas yang ditiup secara bergantian dan ditiup dengan cara yang berbeda, menimbulkan bunyi-bunyi yang nyaring.
Kekurangan dari komposisi kluthekan yang di tampilkan oleh penyaji di ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta, yaitu :
1.      Dengan durasi waktu yang lama dan pengulangan bunyi alat rumah tangga (gelas) menimbulkan monoton pada tengah penyajian.
2.      Bunyi-bunyi yang sedikit gaduh pada saat ada banyak pembeli dan penjual sibuk dengan menyiapkan makanan, bunyi yang  ditimbulkan sedikit terdengar keras dan terkesan tergesah-gesah.
Kelebihan dan kelemahan dari karya seni yang dibawakan oleh penyaji memiliki pesan moral yang terkandung dalam pementasan yang di sajikan oleh penyaji. Kekompakan dalam memainkan dan bermain dengan hati terlihat oleh penyaji dalam memainkan pertunjukan. Pesan moral yang terkandung dalam kluthekan dapat dilihat dari bunyi-bunyi yang di keluarkan oleh alat-alat rumah tangga yang dipakai dan menggambarkan suatu keadaan yang ada di kehidupan sehari-hari di masyarakat. Keadaan di warung yang ramai dan interaksi antara penjual dan pembeli yang menjadi kesatuan yang di tampilkan oleh penyaji, mempunyai pesan moral yang dimana dalam keadaan masyarakat memiliki keberagaman. Pesan moral yang dapat diambil dalam pementasan kluthekan adalah menyadari bahwa kerukunan dalam masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat pada umumnya memiliki kepentingan masing-masing, namun dalam pementasan kluthekan menggambarkan keadaan yang terjadi pada masyarakat kerukunan antara penjual dan pembeli dan interaksi antara penjual dan pembeli juga menunjukkan kerukunana. Komposisis kluthekan yang terangkai dalam pementasan tersebut yang dirangkai secara sedehana dan tepat, sehingga menimbulkan bunyi yang terdengar menarik. Pesan moral yang terkandung di dalamnya juga mudah di sampaikan oleh penyaji kepada masyarakat dengan mudah karna pementasan yang di sajikan sering terjadi di keadaan lingkungan masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar